Rabu, 04 Desember 2013

Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua dapat menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman yang dapat menjadi biru langit.

Secara adminitratif, Danau Kelimutu berada pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru dan Kecamatan Ndona, ketiganya berada di bawah naungan Kabupaten Dati II Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut. Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu.


Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.


Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau“Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. 
Danau yang berwarna merah atau“Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung.
Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.


Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.


Beberapa flora yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)






Gunung Krakatau, Sumatra, Indonesia

Pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda. Gunung ini kemudian meletus dahsyat dan menyisakan sebuah kawah besar (kaldera). Gunung yang meletus tersebut merupakan induk dari Gunung Krakatau yang kemudian meletus tahun 1883 dan menjadikannya salah satu letusan gunung terdahsyat di muka bumi.

Letusan gunung di Selat Sunda ini pernah tercatat dalam sebuah teks Jawa Kuno berjudul “Pustaka Raja Parwa” tahun 416 Masehi. Keterangan ini diperkuat pernyataan dua pakar geologi asal Belanda yaitu Verbeek (1885) dan Berend George Escher (1919, 1948). Keduanya lama bekerja di Indonesia dan melakukan penyelidikan tentang sejarah letusan Krakatau. B.G. Escher menyetujui bahwa yang dimaksud teks kuno Jawa tersebut adalah sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Krakatau Purba yang pernah meletus.

Teks Jawa kuno “Pustaka Raja Parwa” menceritakan bagaimana dahsyatnya letusan gunung purba ini.
Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, Pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan Pulau Sumatera.

Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat Krakatau Purba hancur dan menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi kawahnya kemudian dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang, dan Pulau Sertung.

Ledakan Krakatau Purba diperkirakan para ahli berlangsung 10 hari dengan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter. Tidak hanya itu, bencana ini juga menurunkan temperatur bumi sebesar 5-10 derajat dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun dan menimbulkan penyakit sampar bubonic (Bubonic plague) karena temperatur bumi yang mendingin. Bahkan penyakit sampar ini juga secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi saat itu.

Letusan gunung ini juga diperkirakan ikut andil terjadinya abad kegelapan di muka bumi dan berakhirnya peradaban Persia purba, beralihnya bentuk Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar peradaban Maya, peradaban Tikal, serta peradaban Nazca di Amerika Selatan.

Catatan penelitian Krakatau Purba dari Berend George Escher dan Verbeek juga didukung beragam dokumen sejarah dari Nusantara, Siria, dan Cina tentang sebuah bencana yang sangat dahsyat terjadi di abad 5 atau 6 Masehi dan mengakibatkan Abad Kegelapan di seluruh dunia. Ice Cores di Antartika dan Greenland juga mencatat jejak ion sulfate vulkanik berumur 535-540 M dan diperkirakan kiriman bencana dahsyat Gunung Purna Krakatau.
Kedahsyatan Erupsi Krakatau 1883.

Gunung Krakatau sebelumnya pernah meletus tahun 1680 dan menghasilkan lava andesitik asam. Berikutnya tahun 1880, Gunung Perbuwatan di Pulau ini kembali aktif mengeluarkan lava tanpa letusan. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883.

Setelah 200 tahun tertidur, kemudian terjadi letusan kecil di Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal akan terjadinya lanjutan sebuah letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul letusan kecil beruntun hingga puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883 dan tidak akan dilupakan penduduk Pulau Jawa dan Sumatera, bahkan penghuni Bumi.

Bumi dan manusia menjadi saksi, Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20 meletuslah Krakatau. Kekuatannya sangat dahsyat dan mengerikan. Para ahli menyebut bahwa saat itu letusannya setara dengan  13.000 kali kekuatan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Keesokan harinya sampai waktu yang cukup lama, penduduk Batavia (Jakarta) dan Lampung tidak lagi melihat sinar Matahari karena tertutup kabut asap yang amat tebal.

Letusan Krakatau menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan, serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang lalu membuat cekungan selebar 7 km sedalam 250 meter. Sekitar 23 km² bagian pulau ini termasuk Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan surut ke dalam kaldera. Ketinggian asli Gunung Danan saat itu sekitar 450 meter kemudian runtuh sampai kedalaman 250 m di bawah permukaan laut. 

Suara ledakan dan gemuruh letusan Krakatau telah terdengar sampai radius lebih dari 4600 km hingga terdengar sepanjang Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat, hingga ke Australia di timur. Letusan tersebut masih tercatat sebagai suara letusan paling keras yang pernah terdengar di bumi.

Simon Winchester, ahli geologi dari Universitas Oxford Inggris sekaligus penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan Krakatau adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Letusan Krakatau melemparkan batuan apung dan abu vulkanik bervolume 18 kilometer kubik. Debu vulkanisnya menyembur hingga 80 km. Hamburan benda-benda bumi berterbangan ke udara lalu jatuh di dataran Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Bahkan benda vulkanik juga telah tiba hingga ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru.

Ribuan orang di Pulau Sumatera tewas akibat debu panasnya dan mega tsunami. Gelombang laut raksasa itu naik setinggi 40 meter lalu menghancurkan pemukiman desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tidak hanya tsunami yang terjadi tetapi juga diikuti longsoran bawah laut.

The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Korban tewas resmi yang dicatat pemerintah Hindia Belanda adalah 36.417 jiwa, meskipun beberapa sumber memperkirakan lebih dari 120.000 jiwa.  Korban yang tewas berasal dari 295 kampung di kawasan pantai mulai dari Serang hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan serta ke Sumatera Selatan. Di Ujung Kulon, tsunami masuk sampai 15 km ke arah barat. Gelombang tsunami juga merambat hingga ke Hawaii, pantai barat Amerika Tengah, dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu km. Ada laporan yang didokumentasikan dimana tengkorak manusia mengambang di atas rakit di Samudra Hindia sampai satu tahun setelah letusan.

Dampak gabungan dari aliran piroklastik, abu vulkanik, dan mega tsunami telah mengakibatkan salah satu bencana terbesar di muka bumi. Kedashyatan letusan Krakatau tidak sebesar letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora yang juga masih di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru, dan Gunung Katmal di Alaska. Akan tetapi, populasi manusia di sekitaran Krakatau saat itu sudah cukup padat dan bencana ini juga terekam oleh perkembangan sains dan teknologi yang berkembang saat itu. Letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Namun, ahli geologi saat itu belum mampu memberikan penjelasan mengenai penyebab letusannya.

Peneliti dari University of North Dakota menyebut ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern.

Letusan Krakatau telah menyebabkan perubahan iklim global bumi. Dunia menjadi merasakan siang harinya gelap selama 2 ½  hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Sinar Matahari redup tertutup kabut asap selama hampir setahun berikutnya. Hantaran debu vulkanik ini bahkan tampak di langit Norwegia di Eropa hingga ke New York di Amerika Serikat.

Setelah letusannya Krakatau 1883, dua pertiga dari pulau Krakatau runtuh tenggelam ke dasar laut lalu tiba-tiba 44 tahun setelahnya yaitu pada 1927, sebuah pulau baru muncul di lokasi yang sama dan sesekali mengeluarkan semburan lava. Pulau baru itu disebut Anak Krakatau.

Anak Krakatau menyeruak ke permukaan bumi dari kawasan kaldera purba tersebut. Gunung ini pun ternyata masih aktif dan terus bertambah tingginya sekitar 20 inci per bulan. Dalam setahun menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki.  Catatan lain menyebutkan penambahan tingginya sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung  maka dalam waktu  25 tahun penambahan tingginya mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya.

Penyebab bertambah tingginya gunung ini disebabkan material yang keluar dari perut gunung baru tersebut. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.







Kawah Ijen, Jawa Timur, Indonesia


Inilah salah satu pesona keindahan alam Indonesia yang menawan. Wisatawan akan disuguhkan pesona alam luar biasa dan keunikan penambang belerang tradisional. Arena proses letusan gunung Kawah Ijen dipenuhi air sehingga terbentuklah danau kawah yang sangat indah dan menakjubkan. Saat pagi hari, ketika matahari bersembunyi di balik gunung tetapi keindahannya tetap dapat Anda nikmati tergapai oleh rasa kedamaian.

Kawah Ijen terletak di puncak Gunung Ijen yang merupakan rentetan gunung berapi di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru, dan Merapi. Gunung Ijen berada di kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen tepatnya di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso.

Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia. Derajat keasaman kawah ini memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi yaitu mendekati nol sehingga bisa melarutkan pakaian bahkan tubuh manusia dengan cepat. Selain itu, suhu kawah yang mencapai 200 derajat celcius menambah takjub kawah yang sangat besar ini. Kawah Ijen yang mempunyai warna biru dan hijau keemasan bila terkena sinar matahari.

Kawah Ijen berupa danau berwarna hijau tosca yang berada di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Kawah itu berdinding kaldera setinggi 300-500m, luasnya sekitar 5.466 hektar. Uniknya kawah ini terletak di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa. Ukuran kaldera sekitar 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter. Kawah ini terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera. Air kawah itu cukup tenang dan berwarna hijau kebiru-biruan.

Pemandangan begitu menakjubkan di pagi hari. Air kawah yang volumenya sekitar 200 juta meter kubik dengan panas mencapai 200 derajat celcius memancarkan kemilau hijau keemasan saat sinar mentari menerpa dari balik Gunung Merapi, saudara kembar Gunung Ijen. Inilah pemandangan ganda yang indah. Kawah Ijen juga merupakan tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional.

Di tenggara danau terdapat lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen dan di bagian barat terdapat Dam Kawah Ijen yang merupakan hulu dari Kali Banyupait. Lapangan solfatara Gunung Kawah Ijen yang selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat. Yang menarik para penambang belerang ini terbiasa tanpa masker turun hingga ke bawah kawah. Sebuah pemandangan yang luar biasa karena mereka melakukan pekerjaan sehari-hari yang menantang maut untuk memenuhi kebutuhan hidup.





Sabtu, 23 November 2013

Wonderful Indonesia | Tanah Toraja, Makasar

Wonderful Indonesia | East Java

Wonderful Indonesia | Bali

Raja Ampat, Irian Jaya, Indonesia



Raja Ampat adalah pecahan Kabupaten Sorong, sejak 2003. Kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki 610 pulau (hanya 35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, namun hanya 6.000 km2 berupa daratan, 40.000 km2 lagi lautan. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat. Mereka seakan ingin menjelajahi seluruh perairan di “Kepala Burung” Pulau Papua.
Wilayah ini sempat menjadi incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sianida. Namun, masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis hewan karang. Luar biasa.
Bank Dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, sejak 2005. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17 kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan kerapu dan rumput laut.


















sumber: http://www.pasirpantai.com/papua/raja-ampat-yang-mempesona/ dan lain-lain

Pulau Komodo, Nusa Tenggara, Indonesia




Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.


Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.

Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca,Pulau Padar dan Gili Motang.

Hanya ada 7 buah pasir pink  di dunia ini, salah satunya di Pulau Komodo. Pasir ini berwarna pink berkat campuran pasir putih dan pasir merah. Warna merah sendiri konon katanya berasal dari serpihan koral merah yang hancur

Di Taman Nasional Komodo kita bisa melihat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu terdapat 253 spesies karang pembentu terumbu, 70 spesies sponge, dan 1000 spesies ikan. Disanalah tempat hidup dugong, hiu, 14 jenis paus, lumba-lumba, dan kura-kura.



sumber: wikipedia, gadis

Rabu, 20 November 2013

Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua, Indonesia

Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah taman nasional perairan laut terluas di Indonesia. Ada 150 jenis terumbu karang yang tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Koleksi ikannya juga mengagumkan. Lebih dari 200 jenis ikan menjadi penghuni setia kawasan ini. Kekayaan "hutan" bawah laut itulah yang mengundang wisatawan ke sini. Namun, dari sekian banyak jenis ikan di sana, yang sangat ingin para wisatawan jumpai adalah ikan hantu.
Hantu Kwatisore adalah sebutan untuk hiu paus (Rhincodon typus). Masyarakat Kwatisore memang biasa menyebut hiu paus sebagai hiniotanibre (ikan hantu). Nelayan lokal menyebutnya ikan hantu karena kerap tiba-tiba muncul di samping perahu dan menggesek-gesekkan tubuhnya ke badan perahu.
Ikan terbesar di dunia ini memang terlihat menakutkan seperti hantu. Tubuhnya bisa mencapai sembilan ton dengan panjang 10 meter. Nelayan lain di Indonesia bagian timur menyebutnya gurano bintang (hiu bertotol) karena kulitnya bertotol. 
Masyarakat desa percaya ikan hantu adalah hewan adat. Di Desa Kwatisore, terdapat situs Bukit Batu Meja, yakni bukit setinggi 200 meter yang di atasnya terdapat batu besar berbentuk meja. Dari sana, Kwatisore tampak seperti ekor hiu paus. Bentuk pulau yang seperti ekor hiu paus membuat masyarakat percaya Kwatisore memang rumah tinggal mereka. Hiu paus dilarang untuk dikonsumsi.
Sejak tahun lalu, Taman Nasional Teluk Cenderawasih bekerja sama dengan World Wide Fund Indonesia memasang penanda radio frequency identification (RFID tag) dan satelit (satellite tag). Dengan tag ini, peneliti dapat mengamati pola migrasi dan perilaku setiap hiu. "Berdasarkan hasil survei kami, total ada 70 hiu paus yang ditemukan di sekitar Kwatisore. Penelitian selanjutnya 50 ekor telah dipasang penanda RFID sejak Juni 2012, 14 ekor dipasang penanda satelit sejak Mei 2011, dan 8 ekor lagi dipasangi penanda satelit pada April 2013," ujar Beny Ahadian Noor, kepala proyek WWF-Indonesia untuk Teluk Cenderawasih.
"Ini satu-satunya di dunia. Di tempat lain seperti di Australia atau Thailand, susah sekali menemukan hiu paus. Mereka selalu hidup di kedalaman dan jarang muncul ke permukaan. Kadang kami harus menggunakan helikopter untuk mencarinya. Kalaupun bertemu, paling hanya 5-10 menit, sehingga wisatawan harus berenang cepat untuk bisa melihatnya langsung. Tapi, di sini, hiu paus muncul sepanjang tahun dan mau berinteraksi dengan manusia. Ini yang kami cari," ujar Txus Reiriz, pengusaha asal Spanyol.




\


sumber: Tempo

Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl. Untuk pendakian menuju puncak Rinjani bisa melalui Torean. Torean merupakan wilayah Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Dusun yang dihuni 180 keluarga itu bertengger di ketinggian sekitar 600 meter dari atas permukaan laut. Penduduknya suku Sasak, masyarakat asli Pulau Lombok, yang sebagian besar membuka ladang jagung, berkebun kakao, serta menggembalakan ternak, terutama sapi.
Jalur pendakian Torean belum sepopuler Senaru dan Sembalun, dua rute yang selama ini biasa ditempuh pendaki menuju puncak Rinjani. Ada beberapa faktor yang membuat para pendaki, terutama dari luar Lombok, enggan melalui Torean. Salah satunya, akses menuju Torean belum memadai. Dari pertigaan Desa Loloan, jalan menuju Torean baru separuhnya yang diaspal. Itu pun sudah mulai rusak dan berlubang di sana-sini. Selebihnya jalan tanah berbatu dan menanjak cukup terjal. Tak ada angkutan umum. Hanya ojek dan truk yang melintas di sana. Masyarakat lokal menggunakan jalur ini sebagai pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani. Biasanya mereka menempuh jalur Torean untuk pengobatan dengan berendam di sumber air panas alami yang terdapat di sejumlah titik sepanjang rute ini. Mereka yang hendak memancing di Danau Segara Anak juga mele­wati Torean.
Jalur Torean menawarkan panorama alam yang beragam. Sepanjang jalur, yang diapit dinding punggungan Gunung Rinjani dan Sangkareang, terlihat hutan lebat, tebing, lembah, sungai, air terjun, dan sumber air panas alami, termasuk yang mengalir di dalam gua.
Kian jauh meninggalkan Dusun Torean, terdengar bunyi tonggeret bersahutan. Angin mendesir meniup dedaunan. Selepas melintasi ladang jagung dan kebun kakao milik masyarakat setempat, jalur setapak yang harus dilalui terus menanjak.
Lewat batas kawasan Taman Nasional, perjalanan harus menembus hutan. Pepohonan membentuk kanopi yang cukup rapat, menahan panas matahari. Dedaunan melindungi pendaki yang menempuh punggungan terjal dan lembah 45 derajat, dari sang surya. 
Hutan ditumbuhi pinus, suren, rotan, belimbing hutan, dan paku-pakuan. Burung srigunting terbang dan hinggap di pucuk pepohonan. Gemericik terdengar dari sungai kecil, tak jauh dari jalur pendakian. Suara monyet menggema dari kejauhan.



sumber: Tempo dan Wikipedia

Danau Matano, Sulawesi Selatan, Indonesia

Di dermaga kayu kecil yang menjorok sekitar 20 meter ke tengah danau itu, seorang remaja menukik, melesat ke dalam air yang jernih dan tenang. Tak jauh dari situ, seseorang berenang bolak-balik di antara dua cabang dermaga. Di kejernihan air bak kaca itu, terlihat serombongan ikan opudi, ikan kecil endemik di danau ini, berenang lamat-lamat di sela tiang penyangga kade. 
Di kejauhan terlihat jajaran bukit Torukuno Lela. Seekor burung mirip bangau, mungkin pecuk ular (Anhinga melanogaster), yang lazim dijumpai di kawasan ini, melayang-layang di atas air. Burung itu menuju danau, menyambar ikan di air, lalu terbang dan hinggap di rerimbunan pohon yang memperdengarkan teriakan-teriakan kera. Di tempat ini memang masih banyak monyet dare hitam (Macaca maura). Matahari perlahan muncul dari celah-celah bukit. Danau Matano, di fajar itu, persis foto pemandangan di kartu pos.
Danau Matano bukan merupakan pembentukan dari beberapa anak sungai, tetapi terbentuk dari ribuan mata air sehingga tidak akan pernah mengalami kekeringan. Airnya dingin, tapi tak membuat menggigil. Kejernihan air Matano membuat dasarnya bisa terlihat dipenuhi tumbuhan air berwarna cokelat dan ikan-ikan yang berkeliaran. Penduduk Soroako menyebut kawasan ini Pantai Ide, meski tak ada laut di sini. Satu kilometer ke arah barat laut, ada Pantai Salonsa, yang tanpa dermaga dan tepian dangkalnya lebih luas. Kedua kawasan wisata ini terawat baik dan terbilang bersih.
Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Desa Soroako, yang terletak di sisi barat danau, telah berkembang jadi kota modern yang rapi, terutama karena sebagian besar daerah ini dikelola PT Vale Indonesia (dulu PT Inco), perusahaan tambang nikel yang beroperasi sejak 1968. Rumah peristirahatan milik perusahaan berjejer di sepanjang tepi danau, termasuk lapangan golf.
Dengan kedalaman sekitar 590 meter, Matano menjadi danau terdalam di Asia Tenggara dan terdalam kedelapan di dunia. Danau ini tersambung melalui sungai dengan Danau Mahalona, dan Danau Towuti di bagian selatan. Towuti, yang luasnya 561 kilometer persegi, merupakan danau terluas kedua di Indonesia. Ketiga danau ini terbentuk akibat kegiatan tektonik jutaan tahun silam.

gua bawah air Danau Matano



sumber: Tempo

Jurang Buleleng, Bali, Indonesia

Berada di sisi utara kaldera raksasa Buyan-Beratan yang selama ini lebih terkenal sebagai kompleks pariwisata Bedugul, wilayah selatan Kabupaten Buleleng yang berbukit-bukit menyimpan banyak wahana canyoning. Atlas mencetak dengan jelas ratusan sungai berjajar dari sana menuju pantai utara Pulau Bali. 
Michael Denissot, Co-Chairman International Canyoning Organization for Professionals, hakulyakin hampir semua sungai dan ngarai yang sebagian besar belum tereksplorasi itu tak kalah dibanding Tukad Banyu Mala. Menurut dia, kombinasi sungai, batuan padas, dan hutan di sepanjang lembah menjadikan Buleleng selatan dan Bali pada umumnya sebagai lokasi canyoning terbaik di dunia. "Kalian hanya akan menemukan tebing batu di Eropa," katanya. 
Salah satunya Tukad Yeh Kebus dalam bahasa Bali berarti sungai air panas yang ada Desa Gitgit, sekitar 13 kilometer ke arah selatan dari Kota Singaraja. Ngarai panjang yang membelah sisi timur dan barat desa ini menawarkan belasan air terjun, bahkan mungkin lebih jika air terjun mini juga dihitung. 
Kejutan muncul ketika wisatawan rappelling dari ketinggian 17 meter, tepat di sebelah Air Terjun Bertingkat, yang menjadi garis akhir petualangan. Pemandu yang berjaga di bawah menghentikan para wisatawan di ketinggian lima meter dari permukaan kolam. Bergantian dia menuntun mereka menapaki batu padas di tepi tebing, mendekati lidah air terjun yang menderu. 
Bak tirai raksasa, derai air terjun itu ternyata menyembunyikan sebuah gua. Dari balik air terjun yang bergemuruh, mereka melompat ke kolam. Tepat ke kaki air terjun. Sebuah akhir yang memompa adrenalin setelah dentuman air bertubi-tubi menghantam helm ketika wisatawan berupaya kembali ke permukaan. 








sumber: Tempo

Sabtu, 16 November 2013

Pantai Senggigi, Lombok, Indonesia

Pantai Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Lombok. Letaknya di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi memang tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, tetapi seketika kita berada di sini akan merasa seperti berada di Pantai Kuta, Bali. Memasuki area pantai Senggigi, wisatawan seta merta disapa oleh lembutnya angin semilir yang menenangkan. Pesisir pantainya masih asri, walaupun masih ada sampah dedaunan yang masih berserakan karena jarang dibersihkan. Pemandangan bawah lautnya sangat indah, dan wisatawan bisa melakukan snorkling sepuasnya karena ombaknya tidak terlalu besar. Terumbu karangnya menjulang ketengah menyebabkan ombak besarnya pecah di tengah. Tersedia juga hotel-hotel dengan harga yang bervariasi, dari yang mahal sampai hotel yang berharga ekonomis.

Sekitar setengah jam dengan berjalan kaki, para wisatawan dapat menjumpai Batu Bolong di pantai ini. Ini adalah sebuah pura yang dibangun di atas karang yang terletak di tepi pantai. Menurut legenda masyarakat setempat dahulu kala sering diadakan pengorbanan seorang perawan untuk dimakankan kepadaikan hiu di tempat ini. Legenda lain mengatakan dahulu banyak para wanita yang menerjunkan diri dari tempat ini ke laut karena patah hati. Dari tempat ini juga terlihat Gunung Agung di Pulau Bali.


Tidak jauh dari Batu Bolong terdapat makam seorang ulama. Ini merupakan tempat suci bagi para penganut Wetu Telu. Batu Layar ramai di kunjungi pada saat " Lebaran Topat " yang merupakan lebaran bagi orang yang berpuasa 1 minggu setelah lebaran Idul Fitri.






sumber: Wikipedia

Pantai Kuta, Bali, Indonesia

Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibukota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung.  Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach).
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.
Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.




sumber: Wikipedia

Rabu, 13 November 2013

Salam Kenal dari Indonesia

Assalamualaikum....

Salam kenal penghuni Dunia Maya!
Namaku Annisa Arum Larasati, panggilannya sih Nisa, tapi sering dipanggil Arum buat bedain sama "Nisa" yang lain. Aku tinggal di Dunia Nyata di planet bernama bumi yang berada dalam galaksi Bima Sakti atau bahasa kerennya Milky Way. Saat ini statusku adalah pelajar di SMA Negeri 12 Jakarta dan menghuni R. 115 bersama teman-teman dari XI IPA 2. Jakarta itu ibukota dari negaraku tercinta, Indonesia. Indonesia adalah negara terluas ke-15 di dunia. Indonesia itu negara yang besar. Kalau kalian baca sejarah Indonesia, kalian pasti takjub. Pemerintah Indonesia bertahun-tahun silam sangat luar biasa. Berhasil mengusir penjajah dari Indonesia, menjadi pelopor Gerakan Non Blok, menyatukan ribuan ragam budaya dan bahasa menjadi satu kesatuan, dan masih banyak lagi. Banyak sekali orang Indonesia yang dikenal dunia, mulai dari pemerintah, akitivis, musisi, selebriti, insan perfilman, sampai rakyat biasa. Lebih banyak lagi kekayaan alamnya. Kekayaan alam Indonesia sangatlah luar biasa. Itu sebabnya Indonesia disebut paru-paru dunia. Indonesia juga disebut sebagai zamrud khatulistiwa, karena hamparan hijaunya yang terletak di khatulistiwa. iklimnya yang tropis membuat ribuan jenis tanaman tumbuh subur di Indonesia, juga menjadikan Indonesia sebagai tujuan pariwisata utama. Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan akomodasi wisata terbaik di dunia. Saat ini Indonesia sudah terpuruk dengan pejabat-pejabat yang korupsi. Sampai saat ini belum ada kasus korupsi di sektor pariwisata, sehingga sector pariwisata  harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan ekonomi masyarakat luas sebelum di-korupsi oleh pejabat.
Sobat Dunia Maya, pastikan Indonesia ada di urutan pertama daftar tempat yang wajib kalian kunjungi jika berkunjung ke Dunia Nyata. Akan aku ceritakan keindahan-keindahan Indonesia. Baru setelah itu aku beritahu tempat-tempat indah di negara-negara lain.

Wassalamualaikum....